Kamis, 14 Juli 2011

Friend? Part5

Well, aq sudah lama ga punya sahabat yg seperti itu..
Sejak jaman skripsi, komunikasi kami merenggang.
Dan pikiranq terkontaminasi dg berbagai pikiran2 negatif karna ga sanggup menghadapi tekanan.
Dan berulang kali pikiran, "I'm always alone." tertancap dengan keras.

Satu hal yang kusyukuri, adalah aq hidup dalam keluarga yg mengenal Yesus.
Kalau bukan karna namaNya, mungkin aq tidak akan pernah punya alasan untuk hidup.
Kadang egoku meledak melebihi batas hingga akhirnya aq mengganggap keluarga dan teman2 yg qpunya sama sekali tidak berharga.
They were NOT the reason for my existence.
Therefor I do not want to live.

Tetapi, setiap kali aq berbalik, melihat Dia.
Not even a word would come out.
For He is the ONLY reason I survive.

Lebay?
Whatever.
It's my story anyway.

Kesimpulan:
...
Aq malas bikin kesimpulan.
Bikin sendiri aja yah..
Yg kutahu, aq belum sepenuhnya melakukan apa yg Dia kehendaki.
Aq masih terus belajar mengasihi, baik Dia, maupun orang2 lain.
Still, I'm happy to know that He is always with me.
Dan bahwa Dia sama sekali tidak keberatan memanggil aq yg hina ini, Sahabat.
Thank you, Lord.
:')

Friend? Part4

This is the longest renungan yang yang pernah kutulis..

Ayat 15 berkata, "Gue ga lagi manggil lo "hamba", karena hamba gatau apa yg dilakukan tuannya. Tapi Gue manggil lo "sahabat" karena Gue udah kasih tahu lo semua yg Gue dengar (pelajari) dari Bapa."

Ingat Abraham?
He was called "Sahabat Tuhan."
Dan setahuku, dia adalah satu-satunya orang yg berani nego sama Tuhan dalam kasus Sodom dan Gomora.

Yang mengherankan dari Abraham adalah kegilaannya dalam mengikut Tuhan.
Tanpa ragu2, dia pergi meninggalkan kampung halamannya menuju ke sebuah negeri yg tidak diketahui di mana letaknya.
Dan yang lebih gila lagi, dia mau mengorbankan Ishak, anaknya satu-satunya, demi memuliakan nama Tuhan.
Now, I know ga semua orang seberani dia (aq jg ga seberani itu).
Tp inilah contoh yg Allah buat untuk menerangkan bagaimana sahabat yg sesungguhnya.

And, it is true.
Waktu kuliah, aq punya 2 orang teman, Ita dan Siska.
Suatu kali Ita memintaq datang ke kampus dengan alasan gada duit buat beli makan.
I was at home and jarak dari kampus ke rumah adalah 2 kali naik angkot, 1 jam perjalanan.
Aq segera pergi membawa uang dan datang menemuinya.
Sesampainya di sana, Ita hanya tersenyum senang tanpa rasa bersalah.
She even said to her boyfriend proudly, Lita pasti datang klo qminta (kira2 begitulah kalimatnya.. Aq agak2 lupa).
Jd dia bohong soal gada duit itu, sebenarnya waktu itu dia cuma bosan di kampus.

Itulah namanya sahabat.
Didorong oleh kasih, seorang sahabat mengenal kebutuhan sahabatnya dan melakukan apa yang dia minta.

Friend? Part3

Seperti biasa, tiap kali aq menulis atau menyelidiki ayat2 Alkitab, walaupun untuk iseng, hasilnya selalu panjang dan mengagumkan.
I guess He really DOES want me to become a writer for Him..
Hmmm..

Well, here's what I need to say:
Sebenarnya nyebelin n bertentangan klo qt baca ayat 14 itu..
Di ayat ini dibilang (pake bahasa lo-gue krn that's the way my thought works):
"Lo temen Gue klo lo terus ngelakuin apa yg Gue suruh.."
Well, kedengarannya sombong bgt kan?
But He has the right to be sombong.
I mean, He IS the Creator of this world and US.
Jadi, mengapa tidak Dia bersikap sombong?

But then again,
lagu "Friend of God" reminds me of the selfishness of human being.
Keegoisan manusia.
Kita dg bangga menyebut diri qt "teman Tuhan", and even worst, "anak Tuhan", tanpa pernah menyadari betapa mahal sebetulnya panggilan itu.
Baca kembali Yohanes 15:13.
Allah, yg adalah penguasa langit dan bumi, merelakan nyawa AnakNya sendiri untuk memberi kita kebebasan dalam memanggil namaNya.
Lantas, patutkah kita menyebut diri kita "sahabat Allah"?
Jika kita tidak pernah mengasihi sesama, bahkan kita tidak mengasihi Allah?

Keputusan-keputusan yg kita ambil,
tindakan-tindakan yang kita buat,
semuanya mencerminkan bagaimana sebenarnya hubungan kita dengan Tuhan.
Jika kita lebih memilih kesenangan dunia ini daripada berkumpul dan berdoa, memuji Tuhan, maka kita tidak sungguh-sungguh mengasihi Tuhan.
Kejam?
Atau terlalu pedas?
Atau berlebihan alias lebay?
Well, that's the truth.
Kau tahu? Kebenaran lebih sering menyakitkan daripada menenangkan.
Tetapi kebenaran itu jugalah yg lebih sering membebaskan, jika kita mau menerimanya.

Friend? part2

Trus, apa hubungannya dg judul di atas?
Hahaha..
Seperti biasa, renunganq kdg2 suka ga nyambung.
Anyways, gara2 bingung mo bawain apa untuk doa hari Sabtu nanti, I've decided utk membaca bahan komsel yg ada di Warta Jemaat saja.
Sayangnya, bukannya makin jelas, aq malah makin bingung.

Yohanes 15:13-15
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

John 15:13-15
No one has greater love [no one has shown stronger affection] than to lay down (give up) his own life for his friends.
You are My friends if you keep on doing the things which I command you to do.
I do not call you servants (slaves) any longer, for the servant does not know what his master is doing (working out). But I have called you My friends, because I have made known to you everything that I have heard from My Father. [I have revealed to you everything that I have learned from Him.]

Seperti biasa, ada kekurangan dalam terjemahan bahasa Indonesia.
Dalam ayat 14 versi b. Ing di atas, jelas dikatakan: "Kamu adalah sahabatKu, jika kamu tetap/terus [keep on] melakukan hal2 yg kuperintahkan."
I haven't done what He asked me to do, so I'm not His friend anymore?

And suddenly, lagu "Friend of God" terngiang di pikiranku.
Dan aq teringat ayat selanjutnya (ayat 16):
"Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Aku yang memilih kamu..."
Lagi2 bicara kasih karunia..
I'll explain it in Part3.

Friend? part 1

I've just realize how shallow my life is...
Seminggu ini bahan saat teduh berbicara ttg komunitas dan hubungan dg orang lain.
Something I'm not expert in.
Well, I've just realize how selfish I am today.
I keep expecting people to contact me, instead of me contacting them.
Hampir beberapa kali aq menemukan diriq memeriksa hp klo2 ada sms.

Padahal aq masih ingat, 2 minggu yg lalu, Ian terang2an minta supaya tim pemerhati meng-sms anak2 pemuda.
Dan aq cuma melakukannya minggu lalu.
Dan minggu ini seharusnya aq dan tim pemerhati pergi mengunjungi Shara.
But, no.
Aq sama sekali ga mau bergerak.

I don't understand myself.
Ada kalanya aq begitu antusias mengasihi orang lain, ada kalanya juga aq cuek setengah mati sama orang lain.
Hal ini juga terungkap dlm hubunganq dg Tuhan.
Kemarin sama sekali gada doa atau saat teduh, n I don't feel guilty or lost at all.
Padahal berkali-kali aq katakan, "Sampai kapanpun, nama Yesus takkan kulepaskan."
Seperti inikah namanya mencintai?

But those thoughts has lead me to another direction.
Aq belajar mensyukuri hal-hal yang ada dalam hidupku.
Dan yang terjadi adalah aq mengucap syukur dan memuji Tuhan dalam hatiku.
Benar, aq lemah.
Benar, aq tidak sempurna.
Tapi apa yang Tuhan telah berikan dalam hidupku adalah lebih dari cukup bagiku untuk memuji Tuhan.