Rabu, 08 Desember 2010

Berbahagia.. bagian penjelasan3

Nah, apakah yg Allah ingin sampaikan di ayat ini?
Sesuai dg keperluanku saat itu,
Ia hendak memperingatkan aq.
Supaya jangan terbiasa dengan dosa.
Selain bisa merusak nilai2 moral yg ada padaku,
dosa juga bisa mengikatku dengan manis
sehingga aq tidak lg mempedulikan apa yg Allah katakan tentang dosa itu.

Tamparan yg begitu keras,
tapi aq tahu, Ia begitu karena Ia sayang padaku.
Oleh karena itu,
my dear friend..
Klo kamu kebetulan sedang berada dalam kubangan dosa
saat kamu membaca ini,,
segeralah bertobat.

Tinggalkan dosa itu dan berbaliklah kembali pada Tuhan.
Minta ampun padaNya, dan minta kekuatan agar Ia melepaskanmu dari belenggu ikatan dosa itu.
Tidak ada kebahagiaan dalam dosa, sayang.
Percayalah padaku.
Yang kau anggap berharga itu sebenarnya hanyalah sampah yang tidak berarti.
Lepaskan genggamanmu dan raihlah tangan Tuhan.
Percayalah, Ia akan memberikanmu kebahagiaan yang sejati.

Seperti yg telah qt baca, ayat ini dimulai dg kata "Berbahagia"
Harus kuakui, Allah emang ISENGnya tiada duanya..
Dia tahu benar yg kukejar selama ini adalah kebahagiaan.
Makanya, mataku lengket sama ayat ini begitu aq membaca Mazmur 1..
Hehehe,,aq gemes jadinya ^////^

Berbahagia.. bagian penjelasan2

Misalnya, ada orang yang membujuk qt untuk memakai uang sisa anggaran kantor utk berfoya-foya.
Klo berdasarkan, logika, kemungkinan besar, qt pasti akan setuju.
Dalam hati pasti qt akan membenarkan dg alasan begini:
"Iyalah, toh aq udah susah payah kerja.
Gapapa dong, klo uang anggaran dipake buat makan2..
Payback time gitu.."
(Berjalan menurut nasehat orang fasik)

Tadinya, qt pikir itu bukan dosa.
Ya karena itu tadi.
Qt menganggap segala jerih payah qt harus dibayar.
Pdhl, sebenarnya upah qt utk itu udah disediakan, tp menurut qt,
wajar klo qt mengambil dari sisa anggaran utk bersenang2.
Apalagi klo laporan keuangan qt yg megang, ga bakalan ada yg tau deh..


Tetapi kemudian, qt mengetahui klo itu adalah perbuatan dosa.
Yg namanya anggaran, ya dipake buat beli keperluan kantor lah..
Bukan buat kepentingan qt.
Biarpun sisa, itu tetap bukan hak milik qt.
Klo qt pake, itu namanya qt mencuri uang kantor.
(berdiri di jalan orang berdosa)


Tetapi sekali lagi, karena qt udah telanjur basah melakukan hal itu..
Dan memang itu, ENAK,
Qt pura2 gatau klo itu sebenarnya ga boleh.
Malah akhirnya, karna qt sudah begitu nyaman melakukannya,
qt justru mengejek orang2 yg ga mau mengikuti cara qt.
(duduk dalam kumpulan pencemooh)

Berbahagia.. bagian penjelasan 1

Mazmur 1:1
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasehat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,
dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh.

Mazmur 1:1 (Versi Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Berbahagialah orang yang tidak mengikuti nasihat orang jahat,
tidak mencontoh orang berdosa
dan tidak bergaul dengan orang yang menghina Allah

Psalm 1:1
BLESSED (HAPPY, fortunate, prosperous, and enviable) is the man who
walks and lives not in the counsel of the ungodly [following their advice, their plans and purposes],
nor stands [submissive and inactive] in the path where sinners walk,
nor sits down [to relax and rest] where the scornful [and the mockers] gather.

Well, pertama-tama aq penasaran..
Kenapa berjalan dulu, baru berdiri, baru duduk.
Apa ga kebalik ya?

Lalu berdasarkan ilham yg Tuhan taruhkan padaku, begini katanya:
Saat kita hidup, kita berjalan, entah itu di jalan yg benar atau sesat,
pastinya kita semua memiliki jalan sendiri.
Suatu saat dalam kehidupan kita, pasti akan ada masalah yang menghadang.
Dan apa yang akan terjadi selanjutnya, itu semuanya bergantung pada keputusan kita sendiri.

Dalam ayat ini dikatakan berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasehat orang fasik.
Tadinya, aq bertanya2, apa itu org fasik?
Apa bedanya mereka dg org berdosa?
Yah, klo yg udah baca bahasa Inggrisnya, pasti langsung ngerti klo orang fasik itu
adalah org yg ga percaya Tuhan.
Tapi maaf. Kemarin itu aq gada Alkitab bahasa Inggris, jd gatau.

Aq jg gatau apakah ayat ini sedang berbicara mengenai org yg sudah percaya firman Tuhan selama hidupnya ataukah orang yang baru belajar firman Tuhan..
Aq juga gatau apakah ini tentang orang yg sedang tenang2 aja,
atau orang yg sedang mengalami masalah dalam hidupnya..
Yg jelas, klo aq meributkan soal itu, aq pasti bakalan mati kebingungan.
So, I'll leave it that way.

Yg jelas, ilustrasinya begini:
Misalkan kita sedang berjalan dalam hidup.
Lalu suatu ketika ada orang yang memberitahu kita untuk mengikuti cara hidup mereka.
Kalau qt adalah orang percaya yg berhati2, qt pasti akan mencari tahu dulu,
apakah yg dikatakan oleh orang itu benar dan sesuai dg firman Tuhan.
Sayangnya, ga semua orang suka waspada (termasuk aq -_-")

Berbahagia

Mazmur 1:1 (Versi LAI)
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasehat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,
dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh


Fufufu..
Sebenarnya aq dapat ayat ini minggu kemarin dari proyek iseng2,
mau baca 1 pasal Mazmur tiap malam.
Anyways, keadaanku saat itu adalah kehancuran yg diam2 mematikan.
Aq sedang tergila-gila dan mabuk dalam suatu dosa yg mematikan, tapi tak ada seorangpun tahu.
Aq begitu pintar menyembunyikannya hingga tak ada satupun orang di rumah yg mengetahuinya.
Meski begitu, adakah aq bahagia?
Tidak sama sekali.
Sebaliknya, hatiku dihantui dg rasa bersalah dan amarah yg luar biasa terhadap diriku sendiri.
Aq begitu membenci diriku karna telah melakukan sesuatu yg tidak pantas, tetapi aq sendiri tidak punya kekuatan untuk menolak godaan yg datang.
Apalagi fasilitas utk mendapatkannya tersedia dg mudah di rumah.

Tapi, aq masih percaya pada Tuhan
Meski aq berusaha mati-matian bersembunyi dariNya
Sengaja ga berdoa karna aq tahu Dia akan menuntutku utk melepaskan "itu".
Aq begitu menyukai dosa itu hingga sengaja menutup mata dan telinga terhadap apa yg Dia katakan.
Tetapi puji dan syukur pada Tuhan, kini Dia membukakan telingaku dan mataku.
Aq baru menyadari betapa berat kaki dan tanganku, juga mulutku untuk memuji Dia saat aku berdosa.
Aq memalingkan mukaku darinya sementara Dia meraihku utk memelukku.
Kebahagiaan yg kucari selama ini ternyata ada di dekatku.
Allah yg menerima kenyataan bahwa aq ini lemah sekalipun aq sombong
Aq yg kecil sekalipun aq berpikir bahwa aq bisa melakukan segalanya
Aq yg selalu marah sekalipun sesungguhnya aq sedih dan tersakiti
Aq yg menolak diriku sendiri sekalipun sesungguhnya ingin berdamai dan menerimanya.

Baru2 ini aq menyadari betapa kejamnya aq pada diriku sendiri.
Aq menyebut diriku yg tidak kuinginkan sebagai "she" atau "dia"
Menganggap bagian itu tidak ada.
Padahal sebenarnya ada.
Bener2 menyiksa.

Anyways, enough about me.
Silakan baca bagian ke-2 utk mengerti apa yg ingin kubagikan.
Semoga TUHAN membukakan bagimu pengertian akan apa yg hendak Dia katakan.
Ameeeeenn..

Jumat, 22 Oktober 2010

PEREMPUAN (Part II)

Cacian dan makian kini menyerang kedua gendang telingaku. Ribut sekali. Diamlah! DIAM! Aku tahu aku salah. Kau tidak perlu berkata-kata seperti itu kepadaku. Aku mengerti. Kumohon hentikan. Rambutku dijambak dan tubuhku diseret. Iya, rambut yang dulu disentuh dengan lembut oleh dia yang kusebut suamiku. Dan tubuh yang kini sudah kotor, dijamah oleh orang yang tidak berhak menyentuhnya. Iya. Aku salah. Aku SUNGGUH BERSALAH. Tidak seharusnya aku membiarkan dia menyentuhku. Tapi, apakah dayaku?

Bersalahkah aku bila menginginkan sesuatu? Sesuatu yang bukan milikku dan memang tidak akan pernah mungkin jadi milikku. Tetapi aku galau. Aku tersiksa. Bagaimana mungkin aku mundur dari perbuatan terlarang ini jika perasaan pedih ini terus menyiksaku? Ah, Tuhan. Betapa beratnya perasaan ini. Hal ini membuatku membenci segalanya dalam hidupku. Suamiku dan anak-anakku. Tetapi mereka tidak bersalah. Mereka TIDAK BERSALAH.

Apa yang telah kulakukan? Mengapa aku berbuat kejam? Siapa ini? Ini bukan aku. Bukan aku. Yang ada bersama laki-laki tampan itu, yang membiarkan tubuhnya digerayangi. Bukan, itu bukan aku. Aku tidak...

Ah, siapakah yang hendak kubohongi? Tentu saja itu aku. Akulah yang bersalah. Seandainya saja aku tidak pernah mengenalnya. Seandainya aku tidak suka memandanginya dari jauh. Seandainya aku bersyukur atas suami dan anak-anakku. Seandainya aku tidak memalingkan muka dari dia yang mencintaiku. Seandainya..

Tetapi semua itu sudah berlalu. Tak ada lagi yang dapat kulakukan. Semuanya sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Terbayang di pikiranku, wajah suami dan anak-anakku yang tadinya selalu menyambutku dengan senyuman, mulai sekarang akan terhapus. Tidak akan ada lagi senyuman, tidak ada lagi canda dan tawa. Yang ada hanyalah mata yang menusuk batinku. Bibir mereka akan terkunci dengan pertanyaan, “Mengapa?”

Aku yang sekarang ini, tidak ada bedanya dengan para pembunuh. Aku telah membunuh hati keluargaku. Membunuh masa depan anak-anakku. Mereka akan menjalani masa depan yang suram. Setiap saat akan selalu terdengar di belakang telinga mereka, orang-orang menggunjingkan ibunya yang berselingkuh. Mereka akan selalu dibanding-bandingkan dengan anak-anak perempuan lain. Para calon mertua akan selalu khawatir, akankah rumah tangga putra-putra mereka akan aman? Akankah hal yang sama terjadi lagi?

Oh, Tuhan. Apa yang telah kulakukan? Aku tidak tahu. Aku tidak sadar. Betapa kejinya aku. Mengapakah tidak kupikirkan hal itu sebelum aku melakukan semuanya ini? Tetapi sekalipun sejuta air mata terurai hingga habis, semuanya sudah terlambat. Tidak ada yang dapat kulakukan. Penyesalan tiada gunanya. Maaf. Maaf. Maaf. MAAF... Meskipun aku berteriak hingga suaraku habis. Tidak akan ada gunanya.

Iya, benar. Aku adalah seorang pembunuh. Aku bahkan lebih sadis daripada pembunuh. Hukum aku! Hukumlah aku! Sebab akulah yang menyebabkan penderitaan ini. Akulah yang menyakiti mereka. Akulah menyebabkan dia berbuat dosa. Akulah pelakunya. Aku yang bertanggung jawab. Tidak apa-apa jika kau mencaciku. Tidak apa jika kau ingin meludahiku. Tidak apa. Tataplah aku dengan mata yang dingin itu. Makilah aku dengan suara yang sekeras-kerasnya. Sebab aku ini lebih rendah dari binatang. Aku lebih keji daripada pembunuh. Sesungguhnya keberadaanku tidak memberikan manfaat apapun pada dunia ini. Ya. Aku sudah siap menerima kematian.

PEREMPUAN (The Story)

Aku tertunduk malu. Langkahku tertatih mengikuti jalan orang-orang yang menyebut dirinya Farisi ini. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku sudah lelah dan pasrah. Jadi mereka tahu. Dosa yang selama ini kusembunyikan. Betapa aku tidak mencintai orang yang dikenal sebagai suamiku itu. Betapa buruk dan berdosanya aku.

Sembilan tahun kami bersama. Aku tidak pernah kekurangan. Baik itu makanan, pakaian, kekayaan. Semuanya dia berikan kepadaku dengan cuma-cuma tanpa pernah sekalipun mengeluh. Memang ada kalanya kami bertengkar, tetapi kemudian kami berbaikan lagi. Sungguh seharusnya aku adalah perempuan yang paling berbahagia di bumi ini. Tetapi mengapa? Aku selalu saja merasa kurang. Ada sesuatu yang kucari. Sedikit demi sedikit, rasa itu menyelinap di hatiku.

Ah, betapa berdosanya aku. Betapa tidak bersyukurnya aku. Anak-anakku begitu dicintai oleh ayahnya. Sekalipun mereka semua adalah perempuan yang mungkin nantinya tidak akan dipandang oleh masyarakat kecuali oleh nama ayah mereka. Perempuan apakah aku ini? Menyia-nyiakan dia yang begitu mencintaiku.

Dan di sanalah ia. Berdiri mencuri perhatianku dengan diam-diam. Pemuda tampan bertubuh tegap. Sudah lama aku tidak melihat pemandangan sebagus ini. Ah, dosakah aku? Setiap kali, aku hanya bisa memandanginya dengan rasa kagum. Mengamati bagaimana ia berbicara dan bergerak. Bukan hanya aku, para wanita sebayakupun mengaguminya. Ia memperlakukan kami dengan hormat. Memberikan pendapat pada setiap permasalahan tanpa merendahkan kami.

Hari demi hari aku hanya memperhatikannya. Seperti seorang gadis remaja yang baru saja menemukan pujaan hatinya, diam-diam aku menyimpan hasrat untuk menemuinya. Tidak pernah sebelumnya aku menyapanya dari dekat. Siapapun tahu, wanita yang sudah menikah tidak boleh sembarangan bergaul. Karena itu, setiap kali, aku hanya melihatnya dari jauh.Tentu saja aku sadar, ini bukanlah hal yang pantas. Aku adalah perempuan yang bersuami dan memiliki anak. Tetapi tetap saja, aku tidak bisa menyangkal hasrat ini. Ah, betapa berdosanya aku.

Lalu hari itupun tiba, ia menyapaku. Dengan tenang ia memainkan perannya sebagai keponakan temanku yang baik. Menjamuku dengan sopan sebagai ganti bibinya yang sedang sibuk menghukum kedua anaknya yang nakal. Menjadikanku semakin liar dengan hasrat dan imajinasiku yang mulai ingin memilikinya. Ah! Apakah yang kukatakan ini? Tidak seharusnya. Tidak sepantasnya! Tidak, tidak boleh aku seperti ini. Tetapi jantungku berdebar. Bibirku bergetar tiap kali mengingat suaranya yang menggelitik kupingku. Aku ingin menemuinya. Aku ingin mengenalnya lebih lagi. Ada sesuatu di dalam dirinya yang membuatku membara. Sungguh, aku menginginkannya!

Tetapi sebagaimana layaknya setiap impian yang tak pantas, akupun diperhadapkan dengan kenyataan yang terasa kejam. Bumi menarik sayap-sayap mimpiku dengan keras. Membawaku kembali ke tanah di mana aku berpijak. Bersama suami dan anak-anakku. Bagaikan kehilangan nyawa, akupun kembali pada ritual itu tanpa ada sedikitpun hasrat yang mengalir. Betapa kecewanya aku.

PEREMPUAN

Ga bermaksud sok tahu (apalagi aq sebenarnya belum menikah,, wkwkwk..), tp ini adalah cerita yang sudah lama ingin kutulis.
Kenapa judulnya "Perempuan"?
Karena tokoh utamanya adalah perempuan.
Dan karena itu juga, yang dituliskan di sini adalah perasaan seorang perempuan.
Berbagai hal yang terjadi, pikiran-pikiran yang berkecamuk dalam dirinya sesaat sebelum ia bertemu dengan Yesus.
Yup, tokoh perempuan ini adalah yang kedapatan berzinah dan dibawa ke depan Yesus oleh para kaum Farisi.

Setiap kali aku mengingat kesedihan dan rasa maluku karena dosa, entah mengapa bayangan tentang wanita ini selalu muncul.
Mungkin karena kami mengalami hal yang sama (well, ga terlalu sama sih, karena, sekali lagi, I'm not married yet).

Rasa malu kepada diri sendiri, benci mengingat kesalahan yang telah dilakukan, penyesalan karena perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan, takut akan kehilangan orang-orang yang dicintai karena kesalahan itu, kecewa dengan ketidakmampuan diri menghadapi godaan, dan segala perasaan negatif yang timbul akibat perbuatan dosa itu.

Sedikit banyak aku mengambil bagian diriku ke dalam hidup wanita itu. Betapa berat dan pedihnya perasaan bersalah yang ia miliki. Dan saat itupun, tidak ada seorangpun yang tahu dan mengerti apa yang dia rasakan kecuali Tuhan. Dan ia ingin dibebaskan dari keputusasaan yang membelenggunya. Sekalipun mungkin ia tidak menyadarinya. Karena ia tahu, yang menyambutnya di depan adalah kematian. Karena hukum Taurat mengharuskan wanita yang berselingkuh untuk dilempari batu hingga mati. Dan ia menerima itu dengan lapang karena tahu, perbuatannya tidak dapat dimaafkan.

Oleh karena itu, mohon dimengerti jika tulisan ini begitu berantakan dan penuh dengan emosi negatif. Well, I'm not done yet. So, tolong jangan berhenti membaca dan berharap. Karena akupun sebagai pengarang, tidak ingin cerita ini berakhir begitu saja. Sama seperti Tuhan. Mungkin Dia mengijinkanmu mengalami hal yang luar biasa buruk hingga kau mengharapkan kematian menjemputmu. Tapi, ingatlah, selama kau masih hidup, Ia tidak akan membiarkanmu begitu saja. Sama sepertiku, Iapun menginginkan akhir yang bahagia dalam hidupmu :)

Weleh, kata pembukanya kok jadi sepanjang ini, ya?
Yo weis, silakan ke halaman blog yang berikutnya.
Marii...

Selasa, 08 Juni 2010

Senin, 31 Mei 2010

Duuuhhh...

Stres?
Nah, not really..
I'm just a little confused with myself..
Cita2 hampir terlupakan dg begitu byknya godaan uang dan cobaan..
Masa depan masih belum jelas,,
Aku masih belum punya ruang untuk berpijak..
Stuck between lust and dream and reality and hope,,

I HATE HOPE

Harapan selalu membuatku kecewa
Seringkali apa yg kuharapkan tidak terjadi
Yet, when I least expected, everything went well..
Makes me curious and wondering if God only look at me as a toy

But then again, it's not like I'm having any big problems in my life..
In fact, I'm so blessed with so many things in my life..
I have a family that loves me so much, they're so eager for me coming back to Jakarta
I have friends who adores me much, they never forget about me..
I'm also blessed with relatives who are kindly accepting me in this house for 10 years..

Yet, I feel so insecure..
So fragile..
So bored..
Too many hesitation..
I always envy those who had high determination..
They always reach the top of their lifes..

Rabu, 31 Maret 2010

Aneh

Jdlny ga nyambung dg ap yg akn qtulis. As usual :P
Aq bru aj baca artikel menarik yg dtawarkn sm Ian. Ttg pjabat n mhs yg krg tau ttg keadaan daerah2 Indonesia. I made a comment bhw emg jmn skrg lbh mbanggakn klo bs k luar negri. N g adlh slh 1 yg m'anut paham itu. Pen bgt k Jpg.
T'ingat telpon Bp td pgi. He's expecting me to come 2 Jkt klo ad lowongan PNS di DKI. Klo ad d Mdn gpp, tp klo swasta, ga usah. Krn gajiny ga akn lbh dr 1,5 jt.
Pdhl aq dah brencana u/ ngejar cita2q sndr. Walopun msh m2 hti. Gatau plajari bhs luar ato bhs daerah aj.
Napa jd ttarik dg bhs daerah? Aq tsentak dg kt2q sndr sm Larisma: Lbh baik ttap di daerah, biar bs maju daerahny. Trus, aq prnh liat org Barat yg krjaanny kmplin bhs2 daerah slrh dunia. Keren. N stlh lm tinggal d Mdn, jd seneng ma bhs Batak.
Yg t'utama mhalangi niatq adlh mslh duit. Aq lum tau mw krja apa. Trs jg, apa aq emg sanggup mninggalkn kmanjaanq dg sgala fasilitas yg ad slama di Mdn.

Jumat, 26 Maret 2010

Puisi

Dari buku yg terbuka
Hingga simpul yg terurai
Adakah sadarmu terus berharap
Berjaga utk bdoa
Bseru utk menangis
Meratap utk memohon
Hingga lembayung menutup hari
Menjaga malam
Menyambut surya datang kembali

Dari sirat tanya yg terjawab
Hingga saatnya kekal tiada lg abadi
Sentosa adalah milik Tuhan
Selamanya milikmu atau milikNya?

Rabu, 17 Maret 2010

Konyol

Aq teringat sm kt2 PM yg blg klo dy bingung pas liat aq mw add dy d fb.
Ah, baiklah.
Bkn itu satu2ny hal konyol yg qtemukn.
So, I'll add another later.
Back 2 topic.
Kt Bp tu, dy pke fb cm bwt krj.
So, klo dy mkn siang, dy tinggal blg d status fb n tmn2 krjny ga kcarian.
Pdhl mnurutq, ortu klo emg pen dkt ma ank2ny, hrs ikut tren ank2.
Kyk tmn2 muda-mudiq, kbykn mrk aktif d fb.
Baik mrk & aq, srg mnumpahkn prasaan kmi d status fb.
Jd klo mw tau gmn keadaan kmi, cek ja status fb kmi.
(Yah, wlopun ga slalu bgtu. Tgantung pls :P)
Konyol klo klian blg klian care, tp klian ga brusaha utk tau & mengerti kmi.
SANGAT KONYOL (and dumb).

Sabtu, 13 Maret 2010

Rencana masa depan (mungkin)

Pengennya, sih..
Tp aq ini tipe org yg pemalas n doesn't have a strong will.
1. Nulisin renungan2 g (wkt tobat) di blog ini. N if I'm not to lazy:
2. Writing it in English
3. Making a Bible site for any version. LAI, BIS, English Amplified, NKJV.
4. Not just that, I wanna make a site that makes flash card w/ Bible verse in it.

Sabtu, 27 Februari 2010

Sedeng..

Ah, heran.. dari kemaren sampe sekarang, kok negatif aja terus pikiran gue..
Ya, iyalah..
Bo'ong mulu..
Teledor mulu..
Kayak org gila maki2 diri sendiri.
Heran..
Bikin cape diri sendiri aj.
Betapa aq ingin sekali membuang diriku yg seperti ini..
Selalu membuatku sedih dan sesak.

Maybe I shouldn't live..

Jumat, 19 Februari 2010

Saat teduh, Jumat 19 Februari 2010

Jumat, 19 Februari 2010

Menanggung Beban

Galatia 6:1-5 (LAI)
Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan. Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri. Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain. Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.

Galatia 6:1-5 (BIS)
Saudara-saudara! Kalau seseorang didapati melakukan suatu dosa, hendaklah kalian yang hidup menurut Roh Allah, membimbing orang itu kembali pada jalan yang benar. Tetapi kalian harus melakukan itu dengan lemah lembut, dan jagalah jangan sampai kalian sendiri tergoda juga. Hendaklah kalian saling membantu menanggung beban orang, supaya dengan demikian kalian mentaati perintah Kristus. Kalau seseorang menyangka dirinya penting, padahal tidak, orang itu membohongi dirinya sendiri. Setiap orang harus memeriksa sendiri apakah kelakuannya baik atau tidak. Kalau baik, ia boleh merasa bangga atas hal itu. Tetapi tidak usah ia membandingkannya dengan apa yang dilakukan orang lain. Sebab masing-masing orang harus memikul tanggung jawabnya sendiri.

Galatians 6:1-5 (EngAmp)
BRETHREN, IF any person is overtaken in misconduct or sin of any sort, you who are spiritual [who are responsive to and controlled by the Spirit] should set him right and restore and reinstate him, without any sense of superiority and with all gentleness, keeping an attentive eye on yourself, lest you should be tempted also. Bear (endure, carry) one another's burdens and troublesome moral faults, and in this way fulfill and observe perfectly the law of Christ (the Messiah) and complete what is lacking [in your obedience to it]. For if any person thinks himself to be somebody [too important to condescend to shoulder another's load] when he is nobody [of superiority except in his own estimation], he deceives and deludes and cheats himself. But let every person carefully scrutinize and examine and test his own conduct and his own work. He can then have the personal satisfaction and joy of doing something commendable [ in itself alone] without [resorting to] boastful comparison with his neighbor. For every person will have to bear ( be equal to understanding and calmly receive) his own [ little] load [of oppressive faults].

Galatians 6:1-5 (NKJV)
Brethren, if a man is taken in any trepass, you who are spiritual restore such a one in a spirit of gentleness, considering yourself lest you also be tempted. Bear one another’s burdens, and so fulfill the law of Christ. For if anyone thinks himself to be something, when he is nothing, he deceives himself. But let each one examine his own work, and then he will have rejoicing in himself alone, and not in another. For each one shall bear his own load.

Jika Anda sedang mencari cara untuk melakukan perintah Yesus dalam mengasihi orang lain, Paulus punya saran: pikullah beban mereka. Setiap orang pada suatu ketika akan bergumul menanggung beban tertentu. Orang-orang percaya punya kewajiban untuk ikut menanggung beban saudara-saudara mereka.

Yesus sudah menetapkan pola dalam menanggung beban. Dia mengundang semua orang yang letih lesu dan berbeban berat untuk datang kepadaNya dan mendapat kelegaan (Matius 11:28-29). Karena Allah menentukan orang percaya untuk menjadi serupa Kristus, kitapun harus meneladani perhatian dan keprihatinanNya terhadap orang yang menderita. Kisah Para Rasul 4:32 menunjukkan gereja mula-mula juga mengikuti teladanNya. Untuk mengatasi beban kemiskinan, mereka menyatukan harta milik mereka sehingga takseorang pun yang kekurangan.
Surat-surat Paulus menunjukkan perhatiannya kesejahteraan fisik dan spiritual gereja-gereja yang sedang berkembang. Ia berpuasa dan berdoa bagi mereka, dan jika dapat, mengutus para misionaris kepada mereka. Ia merasa bertanggung jawab untuk menguatkan mereka, sekalipun ia sendiri mempunyai pergumulan pribadi. – duri dalam daging (II Korintus 12:7).

Orang percaya tidak perlu menunggu sampai hidupnya bebas dari masalah untuk menolong orang lain, karena hal itu tidak akan terjadi. Sekalipun kita sendiri memiliki kebutuhan, kita bisa melakukan banyak hal dengan kekuatan Kristus – termasuk menanggung beban penderitaan orang lain (II Korintus 12:9).

Jika Anda bersedia menanggung beban persoalan orang lain, ada dua hal yang akan terjadi. Pertama, orang itu akan mendapatkan berkat yang sangat dibutuhkannya dalam bentuk bantuan, dukungan, dan kasih. Dan kedua, Anda memenuhi perintah Tuhan untuk mengasihi orang lain seperti diri Anda sendiri.


II Corinthians 12:7-9 (NKJV)
And lest (agar tidak) I should be exalted above measure by the abundance (kelimpahan) of the revelations (pembukaan rahasia, pewahyuan), a thorn in the flesh was given to me, a messenger of Satan to buttet (memukul) me, lest I be exalted above measure. Concerning this thing I pleaded (meminta dengan sangat) with the Lord three times that it might depart (meninggalkan) from me. And He said to me, “My grace is sufficient enough for you, for My strength is made perfect in weakness.” Therefore, most gladly I will rather boast (menyombongkan diri) in my infirmities (kelemahan), that the power of Christ may rest upon me.

II Korintus 12:7-9 (LAI)
Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.

II Corinthians 12:7-9 (EngAmp)
And to keep me from being puffed up and too much elated by the exceeding greatness (preeminence) of these revelations, there was given me a thorn (a splinter) in the flesh, a messenger of Satan, to rack and buffet and harass me, to keep me from being excessively exalted. [Job. 2:6.]. Three times I called upon the Lord and besought [Him] about this and begged that it might depart from me; But He said to me, My grace (My favor and loving-kindness and mercy) is enough for you [sufficient against any danger and enables you to bear the trouble manfully]; for My strength and power are made perfect (fulfilled and completed) and show themselves most effective in [your] weakness. Therefore, I will all the more gladly glory in my weaknesses and infirmities, that the strength and power of Christ (the Messiah) may rest (yes, may pitch a tent over and dwell) upon me!

II Korintus 12:7-9 (BIS)
Tetapi supaya saya jangan terlalu sombong karena penglihatan-penglihatan yang luar biasa itu, saya diberikan semacam penyakit pada tubuh saya yang merupakan alat Iblis. Penyakit itu diberikan untuk memukul saya supaya saya tidak menjadi sombong. Tiga kali saya berdoa kepada Tuhan supaya penyakit itu diangkat dari saya. Tetapi Tuhan menjawab, "Aku mengasihi engkau dan itu sudah cukup untukmu; sebab kuasa-Ku justru paling kuat kalau kau dalam keadaan lemah." Itu sebabnya saya lebih senang membanggakan kelemahan-kelemahan saya, sebab apabila saya lemah, maka justru pada waktu itulah saya merasakan Kristus melindungi saya dengan kekuatan-Nya.


My version:

Cara kerja Tuhan memang aneh. Saat kita lemah, Ia tidak hanya berkata supaya kita datang kepadaNya supaya kita menaruh beban kita kepadaNya. Tapi juga supaya kita mempercayakan beban itu dapat Dia bereskan. Bahwa kuasa dan kasihNya cukup untuk menguatkan kita menanggung beban kita (II Korintus 12:9, I Korintus 10:13).
Atau apa sebenarnya beda, ya? Undangan Tuhan Yesus dalam Matius 11:28-29? Dengan II Korintus 12:9 dan I Korintus 10:13?
Let’s see. Di Matius, Dia berbicara kepada semua orang. Tapi di kedua ayat Korintus, Paulus adalah murid Yesus. So there is a difference. Sebagai orang biasa, kita dipersilakan untuk datang kepada Allah untuk menaruh beban kita.
Tetapi sebagai murid, sebagai orang yg sudah mempercayai Yesus, kita akan diuji untuk bisa bertahan dengan lebih baik lagi. Tidak lagi bermanja-manja dan mengeluh. Tetapi membiarkan semua itu dan memandangnya dari sudut pandang Allah.
Di sinilah, saat kita mengalami pencobaan, Allah berusaha mengajar kita untuk tidak menjadi lemah. Sebaliknya, supaya kita mengandalkan Dia dalam persoalan kita sehingga kita menjadi kuat. (Yakobus 1:2-5).
That it’s alright to be weak. For in our weakness, we can see the true form of Christ. Whether He is trustable and reliable or not. To know if He really is a God that truly loves us. The answer to our prayer can be Him as a place for us to rest. And can also be a wisdom (from Him) for us to stand before the storm (really bad situation) [James 1:2-5].
Lalu, hubungannya dengan renungan SH. Saat kita sudah mengerti bahwa kekuatan Allh sudah cukup bagi kita, maka kita perlu membagikannya pada orang lain. Supaya mereka yang belum mengenal Allah, dapat mengetahui dan mengenal seperti apakah kasih Allah itu. Atau saat ada seorang saudara kita yang merasa tidak sanggup menanggung bebannya, kita dapat berdoa baginya. Meminta pada Tuhan untuk memberinya kekuatan dan hikmat.
Again, it is related dengan ayat di II Korintus 1:6. Bahwa saat kita menderita, sebenarnya kita dipersiapkan untuk menjadi penghibur bagi orang lain. Supaya saat saudara kita mengalami pencobaan yang sama dengan yang dulu kita alami, maka kita dapat membantu dia melaluinya.
Tuhan emang KEREN!!

Minggu, 07 Februari 2010

Friends foreva


Siska, Ita, Lita